Havana - Empat tahun menghilang dari publik, mantan Presiden Kuba Fidel Castro muncul di televisi dalam sebuah wawancara, Senin (Selasa, 13/7 WIB). Pernyataan paling menarik dari sosok revolusioner itu adalah soal perang nuklir yang dipicu oleh Amerika Serikat, Korea Utara, dan Iran.
Castro (83) hadir di acara Mesa Redondo (Meja Bundar), talkshow di televisi Kuba yang membahas isu-isu terkini. Tidak diketahui pasti lokasi wawancara, juga apakah wawancara itu disiarkan langsung atau tidak.
Dengan suara pelan, karena usia lanjut, Castro mengingatkan bahwa ketegangan antara AS, Korut, dan Iran dapat memicu perang nuklir. Khusus soal Iran, ia menyebut jika AS menyerang negara Teluk itu, AS akan menghadapi bencana. "Hal terburuk bagi AS, ia akan menghadapi perlawanan yang tidak ditemuinya di Irak," ungkap Castro, dikutip news.sky.com.
Sehari sebelumnya, rakyat Kuba dan dunia dikagetkan dengan munculkan foto yang memperlihatkan Castro mengunjungi sebuah lembaga sains di Havana. Foto tersebut merekam penampilan publik pertama Castro sejak ia menjalani operasi usus pada Juli 2006.
Hilangnya sosok Castro sempat memicu spekulasi di media Barat bahwa pemimpin Kuba itu sudah meninggal dunia, apalagi pada Februari 2008, kekuasaan diserahkan Castro ke adik kandungnya, Raul Castro yang berkuasa hingga kini.
Castro memimpin Kuba setelah sukses menggulingkan diktator dukungan AS dalam gerakan revolusi pada 1959. Sejak saat itu, ia seakan menjadi duri di halaman belakang Washington.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar