Jumat, 27 Januari 2012

Penemuan Ular Sepanjang 33 Meter



BARU-BARU ini, muncul sebuah foto udara yang membuat heboh Malaysia. Seekor ular raksasa berenang di Sungai Baleh, Sibu, Serawak, bagian utara Kalimantan yang masuk wilayah Malaysia. Hiii...

Sebuah foto ular raksasa terlihat berenang melenggak-lenggok di sebuah sungai tropis yang dikelilingi oleh hutan gambut. Ular berwarna hitam itu sangat besar, hampir memenuhi sungai yang terletak di tengah-tengah hutan rawa yang rimbun. Air beriak di kiri kanannya. Kabarnya, foto itu diambil dari sebuah helikopter, 11 Februari 2009 lalu.


Foto itulah yang menjadi perdebatan luas di Malaysia saat ini. Kalimantan memang memiliki ular-ular raksasa. Namun selama ini, ular yang besar yang baru ditemukan adalah sejenis sanca atau python atau masyarakat Kalimantan menyebutnya ular sawah, yang panjangnya belasan meter.

Namun ular yang terlihat di foto dan beredar luas di internet, termasuk Youtube, jauh lebih panjang dan besar dibanding temuan python selama ini. Diperkirakan panjangnya 100 kaki atau sekitar 33 meter.

Gambar tersebut diambil oleh anggota tim wilayah bencana banjir yang kemudian diterbitkan oleh Utusan Sarawak, sebuah koran lokal, pekan lalu. New Straits Times di Kuala Lumpur juga memuat foto tersebut yang kemudian dirilis oleh The Telegraph, Inggris.

Ada juga yang tidak memercayai foto itu dan menganggapnya rekayasa semata. Hal ini karena terlalu jauhnya pengambilan gambar ular tersebut. Benar atau tidak, foto itu sudah membuat masyarakat di sekitar Serawak, khususnya Sibu, ketakutan. Sebab, sungai itu merupakan urat nadi transportasi masyarakat selama ini.

Berdasarkan legenda yang hidup di masyarakat setempat, memang dipercaya tentang adanya anaconda di kawasan tersebut yang bernama Nabau. Menurut kepercayaan, Nabau merupakan ular dengan panjang 80 meter dengan kepala naga dan tujuh lubang hidung. Masyarakat desa yang tinggal di Sungai Baleh Borneo memercayai makhluk mistik tersebut. Selain itu, masyarakat memang sering melihat ular-ular besar di kawasan itu.

Nah, pertanyaannya, bila foto itu asli, apakah ular yang terlihat itu sejenis python atau anaconda? Hingga kini memang belum ditemukan adanya anaconda di Kalimantan, kecuali dalam film Anaconda: The Hunt For The Blood Orchid yang laris itu.

Rekor ular terpanjang saat ini memang anaconda (eunectes) dari Amazone. Anaconda merupakan keluarga boa. Panjang anaconda yang baru ditemukan adalah 50 kaki, namun para ilmuwan percaya ada anaconda yang panjangnya 80 kaki, bahkan 100 kaki dari temuan kulit ular tersebut oleh sebuah ekspedisi ilmuwan Inggris tahun 1992. Dalam keluarga anaconda, menurut situs lingkungan Mongabay, yang terbesar adalah anaconda hijau (Eunectes murinus). Panjangnya mencapai 43 meter.

Python Asia adalah ular terpanjang kedua. Ilmuwan menyebutnya Asiatic Reticulated Python (Python reticulatus). Python terpanjang yang ditemukan di kawasan Kalimantan panjangnya 33 kaki, dan merupakan rekor dunia sanca terpanjang saat ini. Para ilmuwan percaya panjang python bisa mencapai 50 kaki atau sekitar 15 meter.

Bedanya, anaconda lebih langsing dan ahli berenang. Sementara python lebih gemuk dan hanya suka kelembapan, bukan di air. Anaconda menggigit mangsanya sampai mati sebelum menelan, sementara python menggunakan kekuatannya dengan membalut mangsa sampai tulang-belulangnya hancur atau tak bergerak lagi, kemudian ditelan bulat-bulat.

Awal Februari, para ilmuwan menemukan fosil ular seberat sebuah mobil kecil. Ular itu diperkirakan bisa melumat binatang seukuran sapi. Monster sepanjang 45 kaki bernama Titanoboa sangat besar dan hidup dengan memakan buaya dan kura-kura raksasa. Beratnya mencapai 1,25 ton. Ia biasa merayap di sekitar hutan-hutan tropis Amerika Selatan 60 tahun silam.

Foto Ular Raksasa di Kalimantan Tak Layak Dipercaya



Gambar ular raksasa yang tertangkap kamera di Sungai Baleh, Sarawak, bagian utara Kalimantan, memang masih misteri. Apakah gambar ular yang sempat dilaporkan London Telegraph itu nyata? Sangat sulit dipercayai kebenarannya.

Profesor ilmu komputer Dartmouth University Hany Farid meragukan kebenaran gambar yang konon diambil dengan kamera ponsel itu. Foto ular itu memang telah mengingatkan warga setempat tentang mitos ular Nabu.

Hany Farid mengatakan sangat sulit memastikan kebenaran gambar ular yang diambil dengan resolusi rendah itu. Ini sama saja sulitnya untuk membenarkan legenda monster laut Loch Ness, UFO, dan Bigfoot.

"Ini sama saja seperti Anda mengambil sampel darah, melemparkannya jauh dari 99 persen dan meminta saya untuk melakukan analisis forensik," terangnya seperti dikutip dari www.sciam.com.

Dengan mengandalkan sedikit piksel untuk menganalisa sebuah foto, menurut dia, ada banyak bukti yang kurang bisa dipertimbangkan. Tingkat resolusi foto yang rendah adalah alasan yang tepat untuk meragukan kebenaran suatu foto.

Terkait resolusi gambar ular tersebut dan karakteristik lain di foto itu yang mudah dipalsukan juga. Farid mengobservasi, kedua gambar menunjukkan ular di daerah yang terbuka, dan tidak berinteraksi dengan benda lainnya. Kondisi ini, dikatakan Farid, sebenarnya sangat mudah untuk sebuah gambar palsu.

"Akan menjadi lebih sulit untuk gambar palsu jika berinteraksi dengan orang," urainya.

Meskipun begitu, Farid enggan berpendapat apakah foto ular di Sungai Baleh itu asli atau hasil manipulasi. "Bila Anda melihat gambar, Anda harus berpikir tentang bagaimana gambar ini akan menjadi sulit untuk melakukannya," saran Farid.

Farid memberi tips untuk membuat foto iseng. Lakukan dengan resolusi tinggi dan serapi mungkin, kemudian kompres dan jadikan sedikit buram. "Itu cara tepat untuk memalsukan artefak apapun dari masa lampau," sindir dia.


Warga Kalbar Percaya Ada Ular Lebih Besar Dari Drum Minyak


Adanya ular raksasa bukanlah cerita baru untuk masyarakat Kalimantan Barat. Bahkan warga yang tinggal di sekitar perbatasan Sarawak, Malaysia percaya, ular yang hidup di hutan perbatasan itu lebih besar dari yang digambarkan dalam foto di internet.

"Pengakuan orang-orang tua di sini, ular itu besarnya bisa sebesar pohon yang berdiameter 2 meter. Kalau di foto iti disebutkan sebesar drum minyak, malah masyarakat di sini meyakini masih ada yang jauh lebih besar dari itu," kata Deputi Direktur Wahlhi Kalimantan Barat, Hendri Chandra kepada detikcom, Sabtu (21/2/2009).

Menurut Hendi, menurut pengakuan warga, ular besar itu hidup di hutan tropin Kalimantan yang belum tersentuh manusia. Orang sekitar menyebut ular itu merupakan jenis piton atau ular sawah.

"Kalau ular yang membuat geger itu posisinya di hutan perbatasan itu sangat
memungkin. Karena memang ular sebesar itu hanya hidup di kawasan hutan yang belum terjamah manusia. Satu-satunya kawasan yang belum tersentuh itu, hanya hutan perbatasan daerah pegunungan Muler yang menyatu ke Sarawak," ujar Hendi.

Hendi sendiri mengaku belum pernah melihat foto ular raksasa yang tersebar di internet. "Saya belum liat foto adanya ular raksasa itu. Tapi terlepas benar atau tidak foto itu, masyarakat kalimatan masih meyakini adanya ular raksasa," kata Hendi.

Kontroversi Ular Raksasa di Kalimantan
Foto-foto 'Monster' yang Palsu

Foto ular raksasa di Sungai Sungai Baleh, Sibu, Sarawak, bagian utara Kalimatan yang masuk wilayah Malaysia menjadi perbincangan hangat. Belum ada konfirmasi apakah gambar yang konon diambil oleh seorang tim pengawas banjir yang berbasis di Sibu itu asli atau palsu.

Namun dari penelusuran detikcom, Sabtu (21/2/2009) jika dilihat dari sejarah, foto-foto yang menghebohkan semacam itu sudah muncul sejak puluhan tahun yang lalu. Saat itu, monster yang menjadi pembicaraan adalah Loch Ness.

Sebut saja 'The Spray Photograph' yang konon diambil pada 12 November 1933 oleh Hugh Gray. Saat sedang berjalan seorang diri pulang dari gereja, Gray melihat sesuatu membuat percikan besar di air. Tak mau kehilangan momen, Gray pun lantas mengambil kameranya dan mulai menjepret obyek tak biasa itu.

Dari sekian banyak jepretan Gray, hanya satu yang menampilkan 'sesuatu'. Orang-orang yang percaya adanya ular raksasa Loch Ness, gambar itu menjadi petunjuk pertama tentang monster itu. Namun para skeptis meragukannya. Mereka mengatakan, gambar itu seperti seekor anjing yang sedang berenang dan membawa tongkat di mulutnya.

Gambar heboh lainnya muncul pada April 1934 yang dikenal dengan 'The Surgeon's Photo. Pada 19 April 1934 dini hari, Colonel Robert Wilson, sedang mengemudi mobil di pinggir laut. Tiba-tiba saja dia dikejutkan oleh 'sesuatu' yang besar di air. Wilson pun berhenti dan mulai mengambil gambar 'sesuatu' tersebut.

Begitulah cerita yang dilontarkan ahli bedah itu. Foto itu pun dinobatkan sebagai salah satu foto terbagus yang menggambarkan eksistensi Loch Ness. Hingga kebenaran terungkap pada 1994.

Ternyata, 'sesuatu' yang dijepret itu bukanlah ular raksasa atau monster Loch Ness tapi kapal selam mainan dengan kepala ular laut. Dan ternyata, Wilson tidak pernah memotret gambar tersebut. Dia adalah orang yang sengaja membuat berita bohong itu.

Foto serupa juga muncul pada akhir Juli 1955 oleh Peter MacNab yang memotret 'sesuatu' yang besar bergerak di air dekat Kastil Urquhart. Namun setelah diteliti, ada keanehan dalam foto tersebut.

Peneliti menemukan adanya perbedaan antara negatif foto dengan hasil cetak. Akhirnya pakar foto pun menyimpulkan foto tersebut tidak orisinal alias rekayasa.

Munculnya banyak foto-foto tentang Loch Ness membuat banyak orang penasaran. Frank Seale salah satunya. Mantan kapten angkatan laut itu pun mulai melakukan pencarian terhadap monster itu sejak awal 1970-an.

Foto-foto hasil karyanya dengan obyek monster itu beberapa kali muncul di media. Namun semua foto tersebut dipatahkan oleh ahli yang menyebutnya palsu.

Salah satu fotonya bahkan diidentifikasi bukan sebagai monster namun hanya tiga batang pohon yang terapung. Sementara fotonya yang lain disebut hasil rekayasa dengan menambahkan foto dinosaurus dari kartu pos ke dalam fotonya.

Foto-foto yang pernah muncul itu hanya sebagian dari yang pernah ada. Belum ada kepastian tentang adanya monster yang dikenal dengan sebutan Loch Ness itu.

Kini, foto ular besar kembali muncul di Sungai Baleh, Sibu, Sarawak, bagian utara Kalimatan. Banyak ahli juga meragukan foto yang konon diambil pada 31 Januari 2009 itu. Mereka menyebut foto itu murni rekayasa.

Namun, warga sekitar meyakini ular tersebut memang ada. Menurut mereka, ular itu adalah Nabau, ular kuno yang sudah menjadi legenda. Kepercayaan mereka, ular itu muncul saat Tuhan sedang murka dan hendak menghukum manusia. Mana yang benar? Belum jelas.


Ular Raksasa di Kalimantan Mirip Legenda Ular Kuno Nabau

Merebaknya foto ular raksasa yang terlihat di Sungai Baleh, Sibu, Sarawak, bagian utara Kalimatan yang masuk wilayah Malaysia, memicu pro dan kontra. Sebagian menganggap gambar ular tersebut rekayasa belaka.

Namun sebagian yakin ular raksasa tersebut memang ada. Bahkan warga setempat di pinggir sungai tersebut meyakini ular tersebut mirip dengan ular legenda kuno yang dikenal sebagai Nabau. Demikian seperti diberitakan Telegraph, Sabtu (21/2/2009).

Dalam legenda masyarakat sekitar, Nabau merupakan ular laut kuno yang bisa mengubah dirinya menjadi bentuk berbagai binatang. Menurut kepercayaan, siapapun yang melihat langsung ular tersebut bakal mendapat keberuntungan dan kekuatan hebat.

Namun salah seorang tokoh masyarakat di Kota Sibu, Edward Manjah (79) hanya tertawa melihat foto ular raksasa tersebut. Menurutnya berita mengenai kemunculan ular tersebut hanyalah berita sampah.

Belum lama ini, para ilmuwan dunia menemukan fosil ular yang lebih panjang dari sebuah bus dan beratnya sama dengan sebuah mobil sedan. Ular tersebut bisa menelan hewan seukuran kerbau. Monster sepanjang 45 kaki itu diberi nama Titanoboa.


Kontroversi Ular Raksasa Kalimantan
Pakar Australia: Itu Foto Rekayasa!

Reaksi beragam muncul menanggapi beredarnya foto ular raksasa yang terlihat berenang di Sungai Baleh, Sibu, Sarawak, bagian utara Kalimatan yang masuk wilayah Malaysia.

Sebagian warga sekitar meyakini ular raksasa tersebut memang ada. Bahkan mereka yakin ular tersebut adalah Nabau, ular kuno yang melegenda. Menurut kepercayaan warga setempat, kemunculan ular tersebut berarti Tuhan sedang marah dan mengirimkan sang ular untuk menghukum mereka.

Namun banyak pula yang yakin ular tersebut hanyalah rekayasa belaka. Ada yang menyebut 'ular' tersebut hanyalah sebongkah kayu atau kapal cepat (speed boat)!

Kebanyakan menganggap foto tersebut hasil rekayasa komputer. Alasannya, warna sungai di foto tersebut terlalu gelap.

Pakar manipulasi gambar asal Australia, David Ewing mengatakan, gambar tersebut hanya rekayasa. "Lihatlah bagian yang berwarna hitam. Itu seperti jenis ular 'Snakes and Ladders'. Ada banyak lengkungan simpel di dalamnya. Ini gambar yang sangat basic," ujar Ewing.

Hal senada disampaikan pakar Photoshop di Brisbane, Australia, Damien Symonds. Menurutnya sangat mudah membuat foto tersebut. "Anda cuma butuh foto sungai dan foto seekor ular di air," tuturnya seperti dilansir harian Telegraph, Sabtu (21/2/2009).

Sebelumnya harian terkemuka Inggris, Guardian juga menyebut ular tersebut hanyalah hasil olah Photoshop yang buruk. Saking buruknya, media tersebut menyamakannya dengan gambar yang dibuat seorang anak pra-sekolah.

Foto tersebut kabarnya diambil pada 31 Januari lalu oleh sebuah tim Malaysia saat memonitor banjir dari atas helikopter mereka.

Bagaimana dengan Anda? Percayakah ular raksasa tersebut asli?

Sumber : http://afrijal-akbar.blogspot.com/2009/02/heboh-ular-raksasa-kalimantan-sepanjang.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar